Selamat Kepada Calon Kepala Daerah Banyumas

Rabu, 11 November 2015

Karangrau Agrowisata Durian




























Karangrau Agrowisata Durian, sebenarnya saya baru mendengar lokasi wisata ini. Berhubung saya komitmen untuk mempromosikan dan memperkenalkan wisata lokal, maka meski terlambat saya posting top ik ini. Semoga menjadi salah satu tujuan favorit bagi wisatawan baik lokal maupun nasional. Tenyata kabupaten Banyumas sudah punya Agrowisata Durian.....

Agrowisata Durian adalah perencanaan kawasan prioritas yang merupakan pengembangan dan presentasi keunggulan sumber daya alam Desa Karangrau. Perencanaan kawasan ini adalah merupakan salah satu prioritas dari Program Penataan Lingkungan Berbaasis Komunitas (PLPBK). Sebab sumber daya alam Desa karangrau yang melimpah sampai sekarang belum terekpos secara maksimal baik berupa pemeberitaan, lokasi kegiatan, maupun akseebilitas kawasan, sehingga perlu adanya Pilot Projek berupa satu kawasan Gerbang Wisata untuk mengangkat citra desa Karangrau sebagai desa penghasil Plasma dan Buah-buahan komersial. Dengan adanya wadah berupa gerbang wisata, secara otomatis akan dapat memberikan dampak positif bagi warga desa Karangrau berupa lapangan pekerjaan didesa,

Desa Karangrau Kecamatan Banyumas Kabupaten Banyumas. Luas wilayah Desa Karangrau yaitu 704,75 Ha. Batas-batas Desa Karangrau sebagai berikut: 1. Sebelah Utara : Ds Kejawar ; Ds Kedung Gede 2. Sebelah Timur : Ds Karang Salam 3. Sebelah Selatan : Ds Pageralang, Ds Karangsalam 4. Sebelah Barat : Ds Pasinggangan Sedangkan secara orbitasi,jarak desa dengan pusat pemerintahan sebagai berikut: 1. Jarak Desa ke Kota Kecamatan : 5 Km 2. Jarak Desa ke Kota Kabupaten : 25 Km 3. Jarak Desa ke Kota Propinsi : 200 Km Kondisi jalan yang menghubungkan Desa dengan Kota Kecamatan adalah jalan beraspal dan kondisi jalan yang menghubungkan Kota Kecamatan dengan Kota Kabupaten merupakan jalan beraspal. Jarak terdekat untuk mendapatkan material/peralatan sejauh 4 (empat) Km yaitu di Desa Sudagaran Kecamatan Banyumas.

Kawasan Agrowisata dapat ditempuh dengan kendaraan umum, ini dikarenakan kawasan tersebut terletak ditepi jalan raya provinsi,sehingga sangat memudahkan bagi masyarakat yang ingin berkunjung ke Kawasan Agrowisata, dan juga telah tersedia area parkir yang laus. Dalam kawasan Agrowisata Durian tersebut tidak hanya terdapat pohon durian saja, melainkan ada kios buah, kios makanan khas desa karangrau, ada juga kolam pemancingan dengan saung/gazebo yang dapat dipergunakan untuk saung makan keluarga disekitar area tersebut. Selain itu tersedia juga bibit pohon durian unggulan yang bisa didapatkan di kawasan tersebut.


Namun ada berita yang saya temukan dari radar Banyumas  terkait aset wisata ini :

 Proyek Terancam Mangkrak


BANYUMAS-Kelanjutan proyek Agrowisata KarangMas yang merupakan kawasan pengembangan wisata hasil pertanian durian di Desa Karangrau, Kecamatan Banyumas, sampai sekarang belum ada kejelasan. Padahal proyek sentra ini baru dibangun 30 persen dari masterplan yang telah dirancang. Askot Bidang Urban Planner PNPM Mandiri Perkotaan Kabupaten Banyumas, Kristian Septi Wibowo mengatakan, materplan Arowisata KarangMas memang terlalu muluk.
Proyek dari program Penataan Lingkungan Berbasis Komunitas (PLPBK) 2009 yang dianggarkan Rp 1 miliar itu, belum sesuai visi PLPBK. “Konsep PLPBK sebenarnya adalah dari pengembangan menjadi penataan. Jadi bukan membangun konsep megah di lahan kosong, akan tetapi sebaiknya diarahkan untuk penataan yang sudah ada untuk bisa membenahi masalah atau meningkatkan potensi yang ada,” ujarnya.
Dia menyayangkan program PLPBK 2009 yang banyak dimaknai sebagai dana ‘reward’ ini digunakan untuk proyek-proyek megah, namun berhenti di tengah jalan. Meskipun secara administratif keuangan, 13 desa/kelurahan penerima PLPBK 2009 ini sudah selesai, namun beban dari pemerintah desa, KSM, BKM maupun masyarakat menjadi tinggi untuk memperjuangkan agar masterplan yang sudah dibuat agar tidak mangkrak.
Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Desa Karangrau, Mardi menjelaskan, kelanjutan Agrowisata KarangMas juga terkendala hak milik lahan.
Padahal sentra tersebut sudah diminati banyak investor. “Lahan tersebut tadinya memang eks bengkok milik 5 perangkat desa. Kita harus konsultasikan ke bagian Tata Pemerintahan Setda Banyumas, bagaimana jika sebagian lahan agrowisata ini dipersilahkan disewakan pihak ketiga untuk meramaikannya,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, sebenarnya sudah ada 4 calon investor yang ingin menyewa sebagian lahan tersebut untuk dibangun unit usaha milik investor tersebut seperti rumah makan atau kios kuliner. Dengan demikian, seharusnya selain bisa menarik pendapatan sewa, juga bisa meramaikan agrowisata sebagai sumber pendapatan desa.
“Tapi itu belum ada peraturan desanya yang memperbolehkan lahan milik desa ditempati unit usaha pihak ketiga,” tandasnya. Sebab tidak jelasnya aturan tersebut membuat pembangunan agrowisata ini berhenti. Padahal sesuai perhitungan RAB 2010 lalu, agrowisata ini diperkirakan bisa selesai dengan biaya Rp 3,8 miliar. Namun karena langkah pemasaran masih terkendala, sehingga pembangunan baru mentok habiskan dana Rp 700 juta.
“Dana PLPBK sudah habis, paling kita masih andalkan dana sharing APBD Banyumas melalui Bappeda sebesar Rp 50 juta per tahun sejak 2012. Itupun diinformasikan sudah berhenti di tahun 2017,” paparnya. Dia menambahkan, agrowisata belum bisa menghasilkan pendapatan dari kunjungan. Pendapatan baru berasal dari kios sentra durian yang disewakan sebanyak 8 kavling.
“Jika kami dapat anggaran lagi mungkin perlu dibangunkan gapura pintu gerbang, agar orang yang melintas tahu kalau disini ada tempat wisata,” pungkasnya.



Omset Pedagang Durian Melonjak
Naik Hingga 50 Persen Selama Liburan


#31 December 2015, Radar Banyumas,
Musim liburan sekolah yang bersamaan dengan libur Natal dan Tahun Baru 2016, membawa berkah bagi penjual durian di sepanjang jalan raya Desa Karang Rau, Kecamatan Banyumas. Banyak Pengendara luar kota yang membeli durian yang berimbas pada naiknya penjulan durian hingga 50 persen.
salah seorang penjual Durian, Sugeng Suroso (27) mengatakan, sebelum memasuki musim liburan, omzet perhari yang dia dapat sekitar Rp 1 juta. Ketika memasuki musim liburan, omzetnya naik hingga Rp 1,5 juta. “Masuk arus mudik dan arus balik ini kadang Rp 1,3 juta, kadang Rp 1,5 juta,” katanya.
Dia mengatakan, pembelinya sebagaian besar merupakan pengendara luar kota yang melintasi Jalan Karang Rau. Jalan tersebut memang menjadi jalur dari Purwokerto menuju Yogyakarta.
Soal durian, Sugeng Suroso mengatakan, sebagian besar durian yang dia jual saat ini merupakan durian lokal Banyumas. Untuk durian lokal dia jual antara Rp 70 ribu hingga Rp 150 ribu, tergantung pada ukuran buah. Sedangkan durian montong dia jual dengan harga Rp 45 ribu perkilogram. “Pembeli seleranya berbeda, ada yang suka manis, ada juga yang suka manis pahit,” ujarnya.
Sugeng memperkirakan ramainya pembeli hingga Minggu (3/01) mendatang. Sebab, hari Seninnya (4/1/2016), siswa sudah kembali ke sekolah. “Pokoknya setiap minggu itu ramai. Hari Minggu besok pasti ramai,” paparnya.
Pedagang durian lain, Martini (41) mengatakan, dia sengaja menjadi penjual durian musiman untuk meraup keuntungan. Omzetnya perhari berkisar antara Rp 700 ribu hingga Rp 800 ribu. Menurut dia, saat ini durian lokal di beberapa desa mulai sulit dicari, karena banyak penjual eceran musiman lain sama seperti dirinya. “Tiga hari kemarin saja saya tidak jualan karena tidak ada barang. Penjualan sebenarnya lumayan bagus,” imbuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

Info Tentang Blog Banyumas Corner

saya mencoba mendeskripsikan sebuah ungkapan yang berasal dari bahasa populer saat ini yaitu ungkapan Menduniakan Banyumas dan Memb...